Dialah Sebaik-Baik Penolong

Bagikan :

Dialah Sebaik-Baik Penolong

 

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa”.
[QS. Thaha: 36]

Ada 7 permintaan Musa alaihis salam yang Allah kabulkan sekaligus.

Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku. Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku. (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku. Dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku. Supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau. Dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami”.
[QS. Thaha: 25-36]

Himpunlah semua keinginanmu dan panjatkanlah semua hajatmu kepada Allah semata.

Allah subhanahu wa ta’ala telah mengatur jalan hidup Yusuf alaihis salam. Dialah yang membuat kafilah itu membutuhkan air untuk kemudian mengeluarkan Yusuf kecil dari sumur. Kemudian Dialah yang membuat penguasa Mesir membutuhkan seorang anak untuk dia adopsi Yusuf. Kemudian Dialah yang membuat sang raja membutuhkan takwil mimpinya untuk membebaskan Yusuf dari penjara. Kemudian Dialah yang membuat seluruh penduduk Mesir membutuhkan pangan agar Yusuf bisa menjadi perdana menteri di Mesir.

Ketika Allah yang mengurusi urusanmu, Dia siapkan untukmu segala sebab kebahagiaan tanpa kamu sadari.

Oleh karena itu, Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati. [QS. Al-Furqan: 58] dan katakanlah dengan jujur: Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. [QS. Ghafir: 44] serta simaklah firman-Nya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. [QS. Ali Imran: 139]

Oleh karena itu, janganlah kamu gundah gulana dan berputus asa. Sungguh kamu telah dibimbing untuk membaca takbiratul ihram dan bersujud di hadapan-Nya.

Para ulama berkata: “Kemuliaan dan keagungan terdapat dalam tiga hal. 1. Ketika kamu menempelkan keningmu ke tanah untuk sujud kepada Allah. 2. Ketika kamu mengkonsumsi yang halal. 3. Ketika hatimu bersih dari kedengkian. Setelah itu, hilangnya perkara duniamu tidak membahayakanmu.”

  • Tidak usah kamu pikul kegundahan dunia. Sebab dia milik Allah semata.
  • Tidak usah kamu pikul kegundahan rezeki. Sebab dia berasal dari Allah semata.
  • Tidak usah kamu pikul kegundahan masa depan. Sebab dia dalam kekuasaan Allah semata.

Pikullah satu kegundahan saja, yaitu bagaimana kamu membuat Allah rida.
Sebab ketika kamu berhasil menggapai keridaan Allah, Allah rida padamu dan membuatmu rida, mencukupimu dan memperkayamu, serta menghilangkan kesusahanmu.

Ketika kamu menceritakan kegundahanmu kepada orang lain, ceritamu hanya berujung pada “semoga Allah menolongmu”.
Lantas kenapa kamu tidak langsung menceritakan kegundahanmu kepada Dzat yang bisa menolongmu, yaitu kepada Dzat yang berfirman:
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).”
[QS. An-Naml: 62]

 

?Disusun oleh: Dede Rahman Saleh

?Referensi: Indamā Yusyriqu ash-Shabāh

Artikel Lainnya