MAMA – PAPA, HARUSKAH AKU BERBAKTI KEPADAMU? (Part 2)

MAMA – PAPA, HARUSKAH AKU BERBAKTI KEPADAMU? (Part 2)

Bagikan :

MAMA – PAPA, HARUSKAH AKU BERBAKTI KEPADAMU? (Part 2)

 

8. Keridaan Allah bergantung pada keridaan orangtua.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Rida Allah bergantung pada rida orangtua dan murkanya bergantung pada murka orangtua.” [HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no.2]

 

9. Berbakti kepada orangtua memanjangkan usia.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada yang dapat memanjangkan usia selain bakti kepada orangtua. Tidak ada yang bisa menolak takdir selain doa. Sesungguhnya seseorang akan dihalangi rezekinya karena dosa yang dia lakukan.” [HR. Ahmad no.21881, Tirmizi no.2139, dan Ibnu Majah no.90]

 

10. Berbakti kepada orangtua mendatangkan ampunan Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya seseorang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata: “Wahai Rasulullah, aku melakukan dosa yang sangat besar. Apakah saya memiliki kesempatan bertaubat?” Beliau pun bertanya: “Apakah kamu memiliki ibu atau bibi?” Dia menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Berbaktilah kepadanya.” [HR. Tirmizi no.3975]

Diriwayatkan dari Atha dari Ibnu Abbas bahwasanya seseorang mendatanginya dan berkata: “Saya melamar seorang perempuan, tapi dia menolaknya. Kemudian laki-laki lain melamarnya dan dia pun menerimanya. Saya pun cemburu kemudian membunuhnya. Apakah saya memiliki kesempatan untuk bertaubat?” Ibnu Abbas bertanya: “Apakah ibumu masih hidup?” Dia menjawab: “Sudah meninggal.”  Ibnu Abbas berkata: “Bertaubatlah kepada Allah dan dekatkan dirimu kepada-Nya sesuai dengan kemampuanmu.” Aku pun mendatangi Ibnu Abbas dan bertanya: “Kenapa Anda bertanya kepadanya apakah ibunya masih hidup?” Ibnu Abbas menjawab: “Sungguh aku tidak mengetahui amal ibadah yang lebih mendekatkan diri kepada Allah melebihi bakti kepada ibu.” [HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad]

 

11. Berbakti kepada orangtua tidak akan mampu membalas kebaikan mereka berdua.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Seorang anak takkan mampu membalas kebaikan orangtuanya kecuali bilamana dia mendapatinya sebagai hamba sahaya kemudian dia merdekakan.” [HR. Muslim no.1510]

 

12. Berbakti kepada orangtua tidak hanya khusus bagi orangtua yang muslim.

Diriwayatkan dari Asma bahwasanya dia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibu ingin menemuiku, padahal dia membenci Islam. Apakah aku boleh bersilaturahmi dengannya?” Beliau menjawab: “Ya.” [HR. Bukhari no. 3102 dan Muslim no.1003]

 

Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk menjadi anak yang berbakti kepada orangtua serta jadikan putra-putri kita anak-anak yang berbakti kepada kita

 

Disusun oleh: Dede Rahman Saleh

Artikel Lainnya

Persiapkan dirimu untuk menjadi pejuang SNBT tahun ini! 🔥

X

Dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.”

HR. Nasai 1605, Turmudzi 806,

14 Ramadhan 1445 H

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.”

HR. Ahmad

19 Ramadhan 1445 H

Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu

HR al-Bukhari (2014), Muslim (760), dan lain-lain

20 Ramadhan 1445 H

أعجز الناس من عجَز عن الدعاء

“Orang yang paling lemah adalah orang yang lemah berdoa kepada Allah.”

HR. Ath-Thabarani rahimahullah

18 Ramadhan 1445 H

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah justru mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”

HR. Bukhari no. 1903, Abu Daud no. 2362, dan Ahmad no. 10562

17 Ramadhan 1445 H

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.”

HR. Muslim, no. 482

16 Ramadhan 1445 H

Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.

HR. Ahmad 3/12, dari Abu Sa’id Al Khudri.

15 Ramadhan 1445 H

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ , غَيْرَ أَنَّهُ لا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa memberi buka (kepada) orang yang berpuasa, maka dia (akan mendapatkan) pahala seperti orang itu, tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikit pun juga”

HR.Tirmizi, no. 807,  Ibnu Majah, no. 1746

13 Ramadhan 1445 H

أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَلْقَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam setiap malam di bulan Ramadhan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya”

HR. Bukhari, no. 6, dan Muslim, no. 2308

12 Ramadhan 1445 H

Al-‘Allâmah Shâlih Al-Fauzân hafizhahullâh berkata: “Orang yang duduk ketika shalat tarâwîh, dan ketika imâm ruku’ ia pun langsung ruku’ bersamanya dan ia tidak datang dengan Al-Fâtihah maka shalatnya tidak sah.”

11 Ramadhan 1445 H