Penting gak sih SSO LTMPT dalam memilih PTN

Bagikan :

Tahukah kamu bahwa mulai tahun 2020 LTMPT Menerapkan Single Sign On atau SSO dalam penerimaan mahasiswa baru.

Apa Itu Single Sign On?

Single Sign On (SSO) merupakan sistem yang mengintegrasikan data kita ke 3 Jalur seleksi PTN. Yaitu SNMPTN, SBMPTN dan Seleksi Mandiri.

Kebijakan SSO ini mewajibkan setiap peserta seleksi untuk memiliki akun LTMPT dengan cara melakukan registrasi melalui laman https://portal.ltmpt.ac.id. baitu itu siswa maupun Sekolah.

Dalam hal akun LTMPT, registrasi atas akun tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu akun sekolah dan akun siswa. Untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, login bisa dilakukan dengan memasukkan kombinasi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan kode registrasi sekolah yang terdapat pada Data Pokok Pendidikan.

Untuk sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, registrasi dilakukan dengan memasukkan kombinasi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan kode Education Management Information System (EMIS).

Adapun untuk siswa,login dapat dilakukan dengan memasukkan kombinasi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), dan tanggal lahir.

Lewat sistem SSO, pemerintah berharap data penerimaan calon mahasiswa baru dapat terintegrasi sebagai satu kesatuan sistem. jadi nantinya data tersebut terintegrasi saat nanti kamu daftar SNMPTN maupun SBMPTN.

Akibatnya, sistem SSO ini membuat seseorang tidak bisa daftar di dua jalur masuk. Misal kalau sudah daftar SNMPTN dan kamu keterima, maka otomatis kamu tidak akan bisa daftar SBMPTN.

So, SSO ini sangat penting sebagai tahapan awal kamu dalam memilih PTN.

Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Bintang Pelajar
Untuk prestasi Tinggi dan Akhlak terpuji

Artikel Lainnya

Persiapkan dirimu untuk menjadi pejuang SNBT tahun ini! 🔥

X

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda yang artinya,

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.

HR. Bukhari, no. 1901

24 Ramadhan 1445 H

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.”

HR. Ahmad

29 Ramadhan 1445 H

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” 

HR. Ath Thoyalisi

28 Ramadhan 1445 H

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.”

HR. Muslim

27 Ramadhan 1445 H

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.

HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221

26 Ramadhan 1445 H

Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata:

“Wahai seorang yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam perkara yang tidak bermanfaat; perbaikilah apa yang sudah berlalu pada malam lailatul qadar, karena beribadah satu malam padanya sama seperti (beribadah) seumur hidup.”

Lathaiful Ma’arif hal. 272

25 Ramadhan 1445 H

Do’a Lailatul Qadar

للَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).”

HR.Tirmizi dan yang lainnya

23 Ramadhan 1445 H

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.”

Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363

22 Ramadhan 1445 H

Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan,

“Siapa yang menghadiri shalat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.”

Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 329

21 Ramadhan 1445 H