Tanda Allah Mencintaimu : Petunjuk dari Al-Qur’an dan Sunnah
tanda allah mencintaimu

Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala yang telah menyinari hati orang-orang yang berbahagia dengan keindahan hidayah-Nya, dan menyucikan kalbu orang-orang yang tulus dengan kemuliaan kasih sayang-Nya, lalu menetapkan kecintaan-Nya dalam hati itu dan menyerunya menuju kasih sayang yang telah terlimpah kepadanya sebelumnya, sehingga hati itu menghadap kepada-Nya dengan tunduk dan taat.

Saya juga bersaksi bahwa pemimpin, kekasih, dan pemberi syafaat kita, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, adalah seorang hamba Allah Ta’ala dan Rasul-Nya serta manusia pilihan-Nya dari seluruh makhluk dan kekasih-Nya. 

Saudara-saudaraku seiman! Pembahasan kita kali ini adalah tentang tanda-tanda kecintaan Allah Ta’ala. Ini merupakan tanda-tanda yang menunjukkan kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya, karena hal terpenting bukanlah kamu mencintai tapi yang terpenting kamu dicintai.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ ‌تَعَالَى ‌لَيَحْمِي ‌عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحِبُّهُ، كَمَا تَحْمُونَ مَرِيضَكُمُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ تَخَافُونَ عَلَيْهِ

Sesungguhnya Allah Ta’ala akan melindungi hamba-Nya yang beriman —yang Dia cintai— dari dunia, sebagaimana kalian melindungi orang yang sakit dari kalian dari makanan dan minuman karena khawatir terhadapnya.”
(HR. Ahmad no. 23671 dan Al-Hakim no. 7465. Al-Albani berkata hadis ini sahih.
Shahih Al-Jami no. 1814).

Hampir tidak ada pemberian dan pelapangan bagi seseorang dalam urusan duniawi melainkan sebagai istidraj dari Allah Ta’ala, bukan sebagai bentuk pemuliaan dan kecintaan bagi orang yang diberi.

Apabila kamu melihat Allah Ta’ala memberi kepada seorang hamba berupa perkara duniawi sesuai dengan yang ia inginkan, padahal ia selalu melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, maka tidak lain bahwa itu adalah istidraj. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca ayat, “Lalu ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44). (HR. Ahmad no. 17349. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami no. 561).

Maha Benar Allah Ta’ala Yang Maha Agung yang telah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ ‌أَخْبَارَكُمْ

Sungguh, Kami benar-benar akan mengujimu sehingga mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu serta menampakkan (kebenaran) berita-berita (tentang) kamu.
(QS. Muhammad: 31).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:

إِنَّ ‌عِظَمَ ‌الْجَزَاءِ ‌مَعَ ‌عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، مَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخَطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala bersama dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla apabila mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang rida (dengan ujian itu) maka baginya keridhaan Allah Ta’ala, dan barang siapa yang murka (atas ujian itu) maka baginya kemurkaan Allah Ta’ala.”
(HR. At-Tirmidzi, dalam pasal Az-Zuhd bab 57 dari jalur Al-Laits)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا أَحَبَّ ‌اللَّهُ ‌عَبْدًا ‌عَسَلَهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا عَسَلَهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُ لَهُ عَمَلًا صَالِحًا بَيْنَ يَدَيْ أَجَلِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ جِيرَانُهُ أَوْ قَالَ: مَنْ حَوْلَهُ

Apabila Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, Dia akan menjadikannya seperti madu.” Amru bin Al-Hamiq bertanya, “Wahai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam! Apa yang dimaksud dengan menjadikannya seperti madu?” Beliau menjawab, “Memberinya taufik untuk beramal saleh sebelum ajalnya, hingga para tetangganya —atau orang-orang di sekitarnya— meridhainya.” 
(Kitab Shahih At-Targhib wa At-Tarhib jilid 3 hlm. 311).

Tidak dapat dibayangkan bahwa hati orang yang mencintai sesuatu melainkan ia pasti menyukai perjumpaan dengannya dan dapat melihatnya. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ ‌أَحَبَّ ‌لِقَاءَ ‌اللهِ ‌أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ، فَقُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ، أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ؟ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ، فَقَالَ: لَيْسَ كَذَلِكَ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ

“Barang siapa yang menyukai perjumpaan dengan Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala menyukai perjumpaan dengannya, dan barang siapa yang benci perjumpaan dengan Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala juga benci perjumpaan dengannya.” Aku (Aisyah) lalu bertanya, “Wahai Nabi Allah Ta’alaApakah yang dimaksud adalah benci kematian? Kita semua benci kematian.” Beliau menjawab, “Tidak demikian, tapi apabila seorang Mukmin mendapat kabar gembira tentang rahmat Allah Ta’ala, keridhaan, dan surga-Nya, maka ia akan mencintai perjumpaan dengan Allah Ta’ala, sehingga Allah Ta’ala pun mencintai perjumpaan dengannya. Sedangkan orang kafir apabila mendapat kabar tentang azab dan kemurkaan Allah Ta’ala, maka ia akan membenci perjumpaan dengan Allah Ta’ala, dan Allah juga membenci perjumpaan dengannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6508 dan Muslim no. 2686).

Benarlah yang dikatakan dalam syair:

تَعْصِي الْإِلَهَ وَأَنْتَ تُظْهِرُ حُبَّهُ
 هَذَا لِعُمْرِي فِي الْقِيَاسِ بَدِيْعُ

Kamu bermaksiat kepada Allah, tapi kamu menampakkan diri mencintai-Nya
Ini sungguh hal yang di luar nalar akal

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ
 إِنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعُ

Kalaulah memang cintamu itu tulus, niscaya kamu akan taat kepada-Nya
Karena sungguh orang yang mencintai akan taat kepada yang ia cintai

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (Allah Ta’ala) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa cinta pada mereka.” 
(QS. Maryam: 96). 

Yakni kecintaan padanya dalam hati orang-orang beriman. Diriwayatkan dari Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللَّهُ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ القَبُولُ فِي أَهْلِ الأَرْضِ

Apabila Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, Dia akan menyeru kepada malaikat Jibril, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai si Fulan, maka cintailah dia!’ Sehingga Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru para penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai si Fulan, maka cintailah dia!’ Sehingga para penghuni langit turut mencintainya. Kemudian dia dijadikan sebagai orang yang diterima di kalangan para penghuni bumi.”
(HR. Al-Bukhari no. 3209).

Diriwayatkan dari Suhail bin Abi Shalih, ia menceritakan

“Dulu kami sedang berada di padang Arafah, lalu Umar bin Abdul Aziz berjalan di antara orang-orang. Mereka kemudian berdiri dan melihatnya. Aku pun berkata kepada ayahku, ‘Wahai ayah! Aku berpandangan bahwa Allah Ta’ala mencintai Umar bin Abdul Aziz.’ Ayahku bertanya, ‘Mengapa demikian?’ Aku menjawab, ‘Karena rasa cinta padanya yang ada dalam hati manusia.’”
(HR. Al-Bukhari no. 3209 dan Muslim no. 2637)

Al-Hasan Al-Basri berkata, Ketahuilah bahwa kamu tidak akan mencintai Allah Ta’ala hingga kamu mencintai ketaatan kepada-Nya.”

Seorang ulama berkata, “Setiap orang yang mengaku mencintai Allah Ta’ala, sedangkan ia tidak menjalankan perintah-Nya, maka pengakuannya itu tidak benar.”

Mari perbanyak doa ini agar Allah mencintai kita, doa ini yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk meraih kecintaan Allah :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِى يُبَلِّغُنِى حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِى وَأَهْلِى وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

(Allohumma innii as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalal-ladzii yubbaligunii hubbaka. Allohummaj’al hubbaka ahabba ilayya min nafsii wa ahlii wa minal-maa’il-baarid)

“Ya Allah, aku mohon padaMu cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu, amalan yang mengantarkanku menggapai cintaMu. Ya Allah, jadikan kecintaanku kepadaMu lebih aku cintai daripada cintaku pada diriku -sendiri, keluargaku, dan air dingin.” 

semoga Allah memasukkan kita kedalam golongan hambaNya yang Allah cintai

Disusun oleh : Divisi Pembinaan Akhlak Pegawai dan Pelanggan Bintang Pelajar
Baca juga : AWAS, Pem-bully Bisa Celaka Karena Dituntut di Akhirat!

Bagikan :