3 Alasan Munculnya Anggapan Fakultas Kedokteran Hewan Yang Sepi Peminat
fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat

Bagikan :

Ananda mengungkapkan pada ayah dan bunda bila dia ingin melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan. Sayangnya, saat ayah dan bunda mencari tahu, ternyata ada informasi mengenai fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat. Karena informasi itu, maka ayah dan bunda menjadi ragu untuk memberikan persetujuan pada ananda yang ingin melanjutkan pendidikan di fakultas ini.

Lalu, apa alasan yang membuat kurangnya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan? Disini, ayah dan bunda akan mempelajari lebih lanjut fakta tentang informasi tersebut. Dan, Insya Allah, setelah membaca artikel ini, ayah bunda bisa merasa tenang dengan pilihan sang ananda.

Data Tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Informasi mengenai informasi tersebut memang benar adanya. Berdasarkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), jumlah lulusan yang mendaftar ke program studi kedokteran hewan pada tahun 2020 hanya sebanyak 13.857 pendaftar. Jumlah ini sangat kecil bila dibandingkan jumlah total pendaftar program sarjana untuk tahun 2020 yang mencapai 1.287.433 pendaftar.

Dari situ, dapat dilihat mengapa informasi mengenai fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat muncul saat ini. Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi? Apa alasan rendahnya minat lulusan SMA dan sederajat untuk mendaftar ke fakultas kedokteran hewan?

Minimnya Sosialisasi dan Informasi tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Salah satu alasan mengapa masalah itu muncul adalah kurang tahunya masyarakat tentang fakultas ini. Dan, hal ini terjadi karena minimnya sosialisasi yang menginformasikan hal-hal yang ada di tempat dimana ananda tercinta akan menempuh pendidikan tinggi ini. Misalnya, survei oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) pada tahun 2019 menemukan beberapa fakta yang membuktikan masalah ini.

Dari 1.200 responden yang terdiri dari siswa dan siswi dari 12 kota besar di Indonesia, 67% tidak tahu apa yang dipelajari di fakultas ini. 72% diantaranya tidak tahu profesi atau karir yang mereka ambil setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan. 76% tidak tahu syarat dan biaya untuk masuk di fakultas ini. Jadi, tidak heran bila masalah tersebut muncul.

Ditambah lagi, saat ditanya fakultas yang mereka inginkan, hanya 8% yang tertarik untuk kuliah di fakultas ini. Sisanya (92%) memilih fakultas populer, seperti kedokteran, teknik, dan lainnya. Dengan minimnya informasi yang ada, maka tidak heran bila ayah bunda menemukan masalah mengenai fakultas tersebut.

Ada Kesalahpahaman tentang Fakultas Kedokteran Hewan

Ada banyak orang yang salah paham yang membuat munculnya fakta fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat. Beberapa kesalahpahaman tersebut adalah:

  • Pendaftar haruslah seorang pecinta hewan dan punya hewan peliharaan,
  • Fakultas ini hanya mengajarkan cara merawat hewan,
  • Kurangnya tantangan karena mudah lulus,
  • Prospek kerja yang terbatas dan gaji dokter hewan rendah,
  • Umat Islam haram memegang hewan yang menyebabkan najis mughallazah seperti anjing, jadi banyak orang ragu. Alhasil, masalah fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat muncul.

Pemahaman-pemahaman yang keliru diatas yang membuat masalah fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat muncul. Lalu, apa saja pemahaman yang benar? 

  • Yang pertama, semua orang bisa masuk dan belajar menjadi dokter hewan tanpa harus punya hewan peliharaan. 
  • Fakultas kedokteran hewan juga mengajarkan banyak ilmu kedokteran lainnya. 
  • Ada banyak tantangan karena setiap hewan membutuhkan penanganan yang berbeda. Jadi, jangan terpengaruh oleh kabar miring yang membuat munculnya stigma fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat
  • Prospek kerja dokter hewan sangat bagus saat ini, karena banyak orang yang mengerti pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan mereka. Sedangkan untuk gaji, dokter hewan bisa mendapatkan Rp. 10 juta per bulannya bila berpengalaman.

Bila hal diatas diketahui banyak orang, niscaya masalah fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat akan hilang. Lalu, bagaimana hukumnya dalam Islam? Dalam Islam ada tiga hubungan dalam hidup manusia, yaitu hubungan manusia dengan Allah Subhanahu wa ta’ala, dengan sesama manusia, dan dengan alam.

Hubungan manusia dengan alam termasuk dengan hewan. Oleh karena itu, wajib hukumnya seorang Muslim menjaga alam dan memperlakukan hewan dengan baik, termasuk merawat dan mengobatinya. Jadi, tidak apa-apa seorang Muslim menjadi dokter hewan yang menangani anjing dan sejenisnya. Hanya saja harus berhati-hati saat menyentuhnya agar tidak langsung menyentuh kulit, bisa menggunakan sarungan tangan medis, setelah itu di cuci sarung tangannya sesuai aturan islam, lalu di buang sarung tangannya.

Jadi, tidak perlu khawatir dengan kabar tentang fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat. Itu semua salah paham. Bisa jadi ini menjadi jalan terbaik untuk ananda tercinta berbakti pada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan merawat alam dan makhluk ciptaan-Nya.

Ketatnya Persaingan untuk Masuk Fakultas Kedokteran Hewan

Terdengar konyol, bukan? Saat informasi tak sedap itu muncul, ternyata persaingan masuk ke fakultas ini juga sangat ketat. Hal ini terjadi karena sepinya peminat tadi. Jadi, banyak universitas yang tidak membuka kursi terlalu banyak untuk fakultas ini.

Masalah fakultas kedokteran hewan ini bisa dilihat dari data Kemenristekdikti pada survei tahun 2020. Menurut data tersebut, hanya tersedia 2.688 kursi untuk mereka yang mendaftar di fakultas kedokteran. Dan, jumlah tersebut adalah jumlah total dari semua fakultas kedokteran hewan di Indonesia.

Ditambah lagi, masalah ini muncul karena persyaratan yang ketat pula. Untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Hewan, ananda harus punya nilai tinggi di bidang biologi, kimia dan fisika. Ananda juga harus lulus berbagai tes, seperti tes psikologi, tes kesehatan, hingga wawancara. 

Bisa dibilang, dengan informasi yang keliru lalu dikombinasikan dengan persaingan ketat, tidak heran bila masalah ini muncul. Banyak orang yang ragu untuk mendaftar ke fakultas unik yang berkaitan dengan hewan ini. Lalu, apa yang harus ayah dan bunda lakukan bila sang ananda tercinta sangat ingin masuk ke fakultas ini?

Baca juga : 11 Jurusan Menarik di Fakultas Kesehatan Yang Bisa Dipilih

Tips Bagi Orang Tua Anak Yang Ingin Masuk Fakultas Kedokteran Hewan

Informasi adalah hal terpenting. Jadi, ayah dan bunda harus membekali diri dengan informasi tentang Fakultas Kedokteran Hewan. Hal tersebut akan membuang keraguan karena adanya kabar fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat.

Dukungan penuh pada ananda juga dibutuhkan. Dukungan ini sangat membantu ananda untuk belajar dan menentukan masa depannya. Bila memang dokter hewan adalah profesi yang dicintainya, maka jangan ragu dengan kabar fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat dan selalu siap berdiri mendampingi. Dukungan lain seperti fasilitas belajar tambahan khusus kedokteran pun bisa menjadi sangat penting untuk ananda mempersiapkan seleksi masuk prodi kedokteran hewan.

Kesimpulan

Itu dia sedikit penjelasan mengenai mengapa masalah fakultas kedokteran hewan yang sepi peminat tetap muncul saat ini. Semoga artikel ini bisa membantu membuka mata masyarakat akan penting dan menjanjikannya profesi dokter hewan ini. Insya Allah, profesi ini memiliki prospek karir yang cerah untuk semuanya.

 

Artikel Lainnya